Pasar saham Asia lesu, tapi Hang Seng-Shanghai senang

Majikanpulsa.com – Mayoritas bursa Asia Pasifik ditutup terkoreksi, karena investor khawatir kenaikan suku bunga The Fed. Hanya Hong Kong dan Shanghai yang ditutup di zona hijau. Powell memberikan sinyal inflasi akan naik, yang memicu perkiraan suku bunga The Fed bisa mencapai 5,25-5,5% pada Juni 2023. Inflasi AS akan dirilis Selasa pekan depan dan akan menjadi perhatian besar.

Jakarta, CNBC Indonesia – Mayoritas bursa Asia Pasifik ditutup terkoreksi pada perdagangan Kamis (9/2/2023), karena investor lebih mengkhawatirkan kenaikan suku bunga yang akan datang oleh bank sentral Amerika Serikat (AS).

Hanya indeks Hang Seng Hong Kong dan Shanghai Composite China yang ditutup di zona hijau hari ini. Indeks Hang Seng ditutup naik 1,6% ke 21.624.359 dan Shanghai ditutup naik 1,18% ke 3.270,38.

  Cara Menikmati Pengalaman Hangout yang Lebih Baik

Selebihnya ditutup di zona merah. Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup melemah tipis sebesar 0,08% menjadi 27.584,3, Straits Times Singapura terkoreksi 0,76% menjadi 3.362,72, ASX 200 Australia terkoreksi 0,53% menjadi 7.490,3, KOSPI Korea Selatan juga turun tipis sebesar 0,09% menjadi 2.481,52, dan saham Gabungan Indeks Harga (IHSG) akhirnya terdepresiasi sebesar 0,62% menjadi 6.897,37.

Investor terus mencerna detail demi detail apa yang dikatakan Ketua Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell, terkait inflasi, suku bunga, dan data ketenagakerjaan.

Bahkan, Powell pun memberikan ‘kode’ bahwa inflasi akan naik, namun bisa jadi lebih tinggi dari prediksi sebelumnya.

“Kenyataannya adalah kita bertindak berdasarkan data. Jadi jika kita terus melihat data, seperti pasar tenaga kerja yang kuat atau inflasi yang meningkat lagi, itu akan menyebabkan kita menaikkan suku bunga dan bisa lebih tinggi dari prediksi sebelumnya,” kata Powell. .

  Fakta terbaru kasus gagal ginjal akut pada anak yang kembali mengemuka

Artinya, data inflasi AS yang akan dirilis Selasa pekan depan akan menjadi perhatian besar, karena data ketenagakerjaan masih sangat kuat.

Hasil jajak pendapat dari Refinitiv mencapai inflasi berbasis Indeks Harga Konsumen (CPI) tumbuh 0,5% di bulan Januari dari bulan sebelumnya (bulan/mtm). Hal ini terjadi pada Desember 2022 dimana deflasi (penurunan harga) terjadi hingga 0,1% (mtm).

Selain itu, IHK inti juga diperkirakan tumbuh sebesar 0,4% (mtm), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Desember sebesar 0,3% (mtm).

Ekspektasi pasar terkait kenaikan suku bunga The Fed kembali terjadi.

Sebelumnya berdasarkan alat FedWatch CME Group, pelaku pasar melihat puncak suku bunga The Fed tidak akan lebih dari 5%. Tapi sekarang kejadiannya kembali ke awal yaitu % – 5,25%.

  Realme C55 debut di Indonesia pada 7 Maret, fiturnya mirip dengan iPhone 14 Pro

Bahkan, ada kemungkinan hingga 31% suku bunga The Fed akan berada di 5,25% – 5,5% pada Juni 2023. Kemungkinan ini bisa meningkat jika inflasi AS kembali muncul.

Jika The Fed menaikkan suku bunga ke level tersebut, maka Amerika Serikat diprediksi akan mengalami resesi.

PENELITIAN CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Kabar Gembira Untuk IHSG, Wall Street Cerah, Pasar saham Asia Meroket!

(chd/chd)


#Pasar #saham #Asia #lesu #tapi #Hang #SengShanghai #senang Pasar saham Asia lesu, tapi Hang Seng-Shanghai senang

Source: www.cnbcindonesia.com